Aku Tulis Pamplet Ini

W.S. Rendra

Aku tulis pamplet ini

karena lembaga pendapat umum

ditutupi jaring labah-labah

Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,

dan ungkapan diri ditekan

menjadi pengiyaan

Apa yang terpegang hari ini

bisa luput besok pagi

Ketidakpastian merajalela.

Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki

menjadi marabahaya

menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,

maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam

Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.

Tidak mengandung perdebatan

Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet ini

karena pamplet bukan tabu bagi penyair

Aku inginkan merpati pos.

Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku

Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.

Aku tidak melihat alasan

kenapa harus diam tertekan dan termangu.

Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.

Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.

Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?

Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.

Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.

Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.

Rembulan memberi mimpi pada dendam.

Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah

yang teronggok bagai sampah

Kegamangan. Kecurigaan.

Ketakutan.

Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini

karena kawan dan lawan adalah saudara

Di dalam alam masih ada cahaya.

Matahari yang tenggelam diganti rembulan.

Lalu besok pagi pasti terbit kembali.

Dan di dalam air lumpur kehidupan,

aku melihat bagai terkaca :

ternyata kita, toh, manusia !

 

Share your love

One comment

  1. Keaslian Ide
    5
    Elemen Kejutan
    3
    Kekuatan Emosi
    4
    Kedalaman Makna
    4
    Keindahan Bahasa
    4
    4/5
    OVERALL SCORE

    Puisi “Aku Tulis Pamplet Ini” berhasil menangkap kegelisahan dan kerinduan penulis akan kebebasan berpendapat di tengah suasana yang tertekan. Dengan penggunaan metafora yang kuat, puisi ini menggambarkan ketidakpastian dalam masyarakat melalui gambaran jaring labah-labah dan kebun binatang, yang menciptakan citra yang sangat visual dan kuat. Pilihan kata-kata yang sederhana namun bermakna mendalam, seperti “sayur tanpa garam,” dengan cerdas menunjukkan hilangnya rasa dalam kehidupan yang monoton. Penyair juga berhasil menyampaikan pesan bahwa meskipun dalam keadaan tertekan, harapan tetap ada, disimbolkan dengan pergerakan matahari dan rembulan. Namun, ada saat-saat dalam puisi ini yang terasa agak repetitif, sehingga dapat mengurangi dampak emosionalnya. Secara keseluruhan, puisi ini adalah seruan yang membangkitkan kesadaran dan mengajak pembaca untuk berpikir kritis tentang situasi sosial saat ini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *