
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Puisi “Aku Ingin” berhasil menghadirkan nuansa kerinduan dan cinta yang mendalam melalui pilihan kata yang sederhana namun sarat makna. Penggunaan metafora, seperti kayu dan api serta awan dan hujan, menciptakan gambaran yang kuat tentang hubungan yang tidak terwujud atau terhalang. Frasa yang berulang menambah ritme dan kedalaman emosi, memberikan kesan mendayu-dayu yang menyentuh. Namun, meski keindahan bahasa dalam puisi ini cukup kuat, ada kalanya repetisi terasa monoton dan bisa menjauhkan pembaca dari pesan utama. Meskipun ide tentang cinta yang tak terungkap bukanlah hal baru, penyajiannya yang sederhana membuatnya terasa segar. Secara keseluruhan, puisi ini menyentuh hati dan menggugah pemikiran, meskipun ada ruang untuk eksplorasi lebih dalam mengenai elemen kejutan dalam penyampaian. Keseluruhan, “Aku Ingin” adalah karya yang indah dan emosional, meski dengan beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki di lain waktu.