
sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana
rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka.
Puisi “Sajak Rajawali” dengan cemerlang mengungkapkan tema kebebasan dan perjuangan melalui simbolisme rajawali yang kuat. Penggunaan sangkar besi sebagai metafora untuk pengekangan memberikan kesan mendalam tentang keterbelengguan jiwa. Gaya bahasa yang hadir dalam puisi ini sangat puitis, mengalir dengan keindahan yang menawan, terutama dalam penggambaran visual yang dihadirkan. Frasa seperti ‘merjan-merjan kemungkinan’ dan ‘matamorgana’ memberi nuansa magis sekaligus melankolis. Namun, meski keindahan bahasa terjaga, ada kalanya penyampaian ide terasa sedikit berulang, yang dapat mengurangi dampak emosional pada pembaca. Keaslian ide tentang perjuangan rajawali yang terjebak dalam sangkar sangat kuat, dan kedalaman makna yang terkandung di dalamnya mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan kebebasan. Elemen kejutan terasa kurang, namun keseluruhan puisi ini berhasil menyentuh perasaan dan memicu refleksi. Secara keseluruhan, “Sajak Rajawali” adalah karya yang menggugah, kaya akan simbolisme dan keindahan bahasa.