kita saksikan burung-burung lintas di udara
kita saksikan awan-awan kecil di langit utara
waktu itu cuaca pun senyap seketika
sudah sejak lama, sejak lama kita tak mengenalnya
di antara hari buruk dan dunia maya
kita pun kembali mengenalnya
kumandang kekal, percakapan tanpa kata-kata
saat-saat yang lama hilang dalam igauan manusia
Puisi “Kita Saksikan” menyuguhkan pengalaman visual yang kaya dan menimbulkan rasa nostalgia yang mendalam. Penggunaan kata-kata yang sederhana namun menyentuh memberikan kesan intim dan akrab, seolah mengajak pembaca untuk bersama-sama menyaksikan momen-momen yang telah berlalu. Meskipun ada repetisi pada frasa ‘kita saksikan’, hal ini justru memperkuat kesan kolektif, seakan mengingatkan kita akan pentingnya berbagi pengalaman. Namun, di balik keindahan itu, puisi ini tampak menyimpan kerumitan yang dapat membuat beberapa pembaca merasa kesulitan dalam menafsirkan makna di balik simbol-simbol yang digunakan. Meski demikian, elemen kejutan yang hadir dalam penggunaan ‘percakapan tanpa kata’ memberikan kedalaman yang menarik untuk dieksplorasi. Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menyentuh emosi dan membangkitkan refleksi tentang waktu dan ingatan, meskipun bisa lebih mengasah kejelasan ide dan makna yang disampaikan.