Puisi Dimas Arinto Prabowo Berjudul Joran Tanpa Senar 1 Bait 23 Baris
D
Joran Tanpa Senar
© Dimas Arinto Prabowo
Deru kuda besi
Tak lagi bernyanyi
Pagi memanggil
Seolah gantikan dirimu
Petangku sayu...
Petangku sendu...
Demi impianmu, panjatlah
Jangan tatap bawah
Jika lengah ataupun gerah
Ingatlah...
Ada aku, untukmu
Bagai angin sepoi-sepoi
Ingatlah...
Sepuntung kisah memberi arti
Walau sejauh kepala dua
Bagiku istimewa
Aku rindu
Meracik harapan
Menghisap asap
Ditemani seteguk, air jahat
Sahabatku...
Aku, menantimu
Selalu
Puisi “Joran Tanpa Senar” berhasil menangkap esensi kerinduan dan harapan yang mendalam. Melalui imaji seperti ‘deru kuda besi’ dan ‘angin sepoi-sepoi’, penyair mengajak pembaca merasakan perjalanan emosional yang penuh nuansa. Kekuatan emosi yang terpancar dari baris-baris puisi ini sangat kuat, menciptakan keterikatan yang mendalam dengan pembaca. Namun, keindahan bahasa dalam beberapa bagian masih dapat diperhalus untuk mencapai ritme yang lebih harmonis. Meskipun ide tentang kerinduan dan harapan bukanlah hal yang baru, penyampaian yang personal dan nuansa intim memberi keaslian tersendiri. Kedalaman makna cukup terasa, terutama dalam konteks perjalanan dan pengorbanan demi impian, meski bisa lebih dieksplorasi. Elemen kejutan hadir dalam gambaran unik tentang ‘air jahat’, yang menambah kompleksitas emosi. Secara keseluruhan, puisi ini merupakan karya yang menyentuh hati, meski ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut.